Rabu, 31 Maret 2010

KETRAMPILAN INTI KONSELING: MENDENGARKAN AKTIF

Mendengarkan Aktif

Mengapa mendengarkan dengan aktif itu sangat penting dalam konseling? Karena konseling menggunakan kemampuan men-dengarkan, maka bukanlah mendengarkan yang biasa yang diperlukan untuk dapat memahami klien atau orang yang akan meminta bantuan kita untuk mendapatkan konseling. Men-dengarkan aktif meliputi empat intensi (niat) yang ada dalam diri orang yang mendengarkan:

1) Mengerti Seseorang: pendengar yang baik akan mendapatkan impresi/kesan sebagai tahap awal pemahaman tentang orang yang diajak bicara. Semakin sungguh-sunggu kita mendengarkan semakin banyak hala yang kita mengerti tentang orang tersebut.

2) Menikmati Percakapan: keinginan sungguh-sungguh mendengarkan membuat percakapan jadi menyenang-kan untuk dinikmati, konselor meminimalisir kebosanan dan kejenuhan selama mendengarkan.

3) Belajar Sesuatu: ternyata, tidak hanya klien yang mendapatkan sesuatu dari proses menceritakan, sebagai konselorpun anda dapat kesempatan untuk belajar dari pengalaman yang dibagikan oleh klien anda.

4) Memberikan Bantuan: ketika seseorang mendengar-kan dengan sungguh-sungguh maka akan sangat membantu orang yang didengar. Bantuan ini bisa berupa dukungan dan tentunya yang penting adalah kesediaan anda untuk mendengarkannya.

Untuk menjadi pendengar yang baik (active listener), seseorang juga perlu mengindentifikasi sejumlah hambatan (blocks) dalam mendengarkan. Berikut akan disajikan daftar hambatan dalam mendengarkan yang secara sengaja maupun tidak sengaja sering dilakukan namun berpengaruh pada kemampuan atau latihan untuk menjadi pendengar yang baik.

1) Membandingkan: mendengarkan menjadi sulit ketika kita sibuk membandingkan: "Siapa yang lebih cerdas?", "Siapa yang lebih beruntung?", "Siapa yang lebih bekerja keras? Kamu atau saya?", dst.

2) Membaca pikiran: Seorang pembaca pikiran tidak sungguh-sungguh menaruh perhatian pada orang yang diajak bicara bahkan pada pa yang dibicarakan oleh orang tersebut. Dia mencoba mencari tahu apa yang sungguh-sungguh dipikirkan dan dirasakan oleh orang tersebut.

3) Mengulang-ulang: Anda tidak akan punya waktu untuk mendengarkan ketika anda mengulang/melatih apa yang akan anda katakan. Pikiran anda mempersiapkan komentar anda selanjutnya.

4) Menyaring: tidak ada pesan yang utuh diterima jika pendengar menyaring isi pembicaraan.

5) Mendakwa: hambatan ini adalah kecenderungan yang paling sering dilakukan karena ada stereotype tertentu pada orang yang kita ajak bicara.

6) Berimajinasi:
http://www.blogger.com/img/blank.gif
masukkan tag tebal pendengar yang tidak sungguh-sungguh mendengarkan biasanya akan cepat dan mudah untuk melamun dan berimajinasi tentang hal-hal lain sementara pembicaraan terus berlangsung.

7) Mengindentifikasi: beberapa pokok pembicaraan se-ring sama dengan identitas pembicara dan seringkali mengganggu pendengar jika dia dengan sengaja mengindentifikasikan hal tersebut dengan dirinya.

8) Menasehati: dalam hal ini pendengar bertindak seolah-olah sebagai `problem solver' yang paling hebat, selalu siap dengan saran, masukan, tips dsb tanpa mendengarkan baik-baik karena pendengar sibuk menyiapkan nasehat jitu. Anda tidak dapat mendengarkan perasaan-perasaan klien jika hanya terdorong memberikan nasehat.

9) Bertengkar: kadangkala, karena tidak mendengarkan sungguh-sungguh kita cenderung untuk mengajak orang lain berdebat bahkan bertengkar. Ini berarti kita tidak bersedia membuka hati untuk mendengarkan apa maksud si pembicara.

10) Membenarkan diri:
masih ada kaitannya dengan bertengkar, kecenderungan untuk mendengarkan diri sendiri berakibat pada keinginan untuk membenarkan diri dan akhirnya kehilangan momentum untuk menangkap inti pesan yang sesungguhnya dari orang yang sedang diajak bicara.

11) Mengalihkan topik:
karena kita tidak mendengarkan dengan sungguh-sungguh maka kita akan bosan, kebosanan tersebut akan semakin mem-buat kita mudah untuk mengalihkan topik.

12) Mendamaikan: artinya, menghibur orang yang kita ajak bicara dengan cepat supaya tidak masuk ke inti pembicaraan yang lebih dalam karena kita tidak ingin mendengarkan lebih jauh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar